Blog Jamilah

    • Home

    Buat kamu yang dilahirkan pada bulan Disember. Aku punya sedikit kata buat kamu.

    Youre doing great today by the way. Im proud of you. Tidak kira apa pun yang sedang kamu alami, kamu sudah lakukan yang terbaik untuk terus bertahan.

    Saya tahu dunia tidak mudah untuk kamu harungi sendirian. Tetapi siapa sangka, kamu masih berdiri teguh di tempat kamu.

    Buat kamu yang lahir pada bulan disember, usah merasa ia adalah satu kekurangan buat kamu.

    Saat teman yang dilahirkan pada tahun yang sama sudah bisa merangkak dan berjalan, kita masih lagi terkial kial untuk belajar meniarap.

    Saat insan lain sudah banyak teroka dunia, kita baru keluar melihat dunia. Kita baru mahu kenal apa itu dunia.

    Dari situ aku belajar satu perkara, meski kita sama tetapi proses pencapaian dan pelajaran kita adalah berbeza. Kelak pencapaian hidup kamu akan tiba. Sabar dan terus usaha.

    December 15, 1995. Hari Jumaat yang sering aku nanti setiap tahun. Aku sendiri tidak tahu kenapa, tapi aku sangat suka bila tarikh tersebut jatuh pada hari Jumaat.

    Sebenarnya nak minta wish dari Teme, tapi tulah tak dapat. Cuba tahun depan pulak la.

    Jangan tanya kenapa aku nak wish dari Teme sebab aku sendiri tak tahu apa sebabnya.

    ****

    Tiap langkah yang sudah kamu ambil
    Moga diberi kekuatan untuk teruskan perjalanan
    Meski sudah lelah
    Aku harap kamu bisa menamatkannya

    Ambil masa untuk berehat
    Untuk merawat kembali jiwa yang lemah itu sebelum memulakan perjalanan kembali

    Hari ini
    Hari terakhir bagi tahun 2017
    Helaian ke-365 dari 365
    Terima kasih untuk setiap rasa
    Terima kasih untuk setiap memori

    Dalam buruk ada cantiknya
    Tidak semua yang buruk itu buruk
    Tidak semua yang indah itu indah

    Memori yang kemarin
    Sudah aku nukil di dalam helaian kertas
    Untuk diulang baca saat rindu hadir menerpa

    Untuk tahun 2018
    Moga kita sentiasa di dalam lindungan Tuhan
    Tidak banyak yang aku pinta
    Aku cuma mahu terus menulis tanpa tahu erti lelah

    Doakan.

    Btw, hari ni december 31, 2017 birthday Ahmad kawan pada Teme.

    Selamat ulang tahun yang ke-?? Haha btw Teme kasi Ahmad baca ke ni?

    Kalau kasi Ahmad baca, saya cuma nak cakap yang

    Hai Ahmad, kita lahir bulan yang sama. Jadi kita istimewa sikit dari Teme. Have a good day! May Allah bless you!

    I dont know you, tapi macam mana nak jumpa Ahmad? Ada dekat perak kan? Hahaha

    Okey dah dah. Btw, aku nak ajak korang tulis surat untuk diri sendiri. Surat yang korang akan baca bila tiba di penghujung tahun.

    Mudah je. Korang just tulis apa apa yang korang nak. Tak kisah la pasal kata kata semangat, positif, target, harapan, impian, anything. Alah macam tulis surat untuk orang, tapi ni tulis surat untuk diri sendiri.

    Aku pun akan tulis. Lepas dah siap tulis, aku share sampul dia k haha

    Selamat menulis surat untuk diri sendiri!

    Nak words dari aku? Dm je la. Nanti aku reply.

    Have a lovely day guys.
    Continue Reading

    Hari ketujuh | December 8, 2017

    Tidak aku sangka sama sekali aku bisa menulis hingga saat ini. Walaupun aku tahu ada penulisan aku lari dari tema yang diberi.

    Hari ini hari terakhir, tetapi aku berharap aku boleh terus menulis tanpa lelah. Menulis tanpa berfikir untuk berhenti.

    Sudah banyak kali aku berfikir untuk berhenti. Tetapi hingga kini aku tidak berhenti. Aku cuma berehat dari menulis. Ya, cuma berehat yang panjang.

    Di dalam waktu itu aku sedar akan satu hal. Saat menulis, aku merasa senang. Saat aksara mula terbentuk menjadi perkataan, aku merasa bahagia.

    Aku menikmati setiap proses menulis. Dari tiada ilham, block writer sehinggalah aku boleh menulis tanpa henti. Idea datang mencurah curah. Rasanya tidak dapat aku gambarkan sama sekali.

    Ternyata, menulis ini adalah salah satu kebahagiaan untuk jiwa aku.

    Buat kak Ivana, terima kasih karna buat #7harimenulis. Ini kali pertama saya join dan saya harap kak Ivana akan buat lagi seperti ini di masa akan datang.

    Salam dari Malaysia 🌸

    Buat kalian, keluarga dan orang tuaku yang tidak pernah aku ceritakan pada umum. Cukup saja kalian tahu bahwa aku ini sentiasa bahagia bersama kalian. Ya, cukup itu dicerita pada umum. Tidak lebih.

    Dan buat kamu, insan yang masih aku tidak tahu siapa gerangannya aku tahu kamu akan hadir diwaktu yang tepat tanpa perlu membuang waktu lagi. Aku berharap dia itu adalah kamu. Tapi aku tahu, perancangan Tuhan itu lebih indah.

    Buat dia yang hadir semenjak 2012, terima kasih karna hadir di dalam hidup aku meski sebentar. Aku akan ingat tiap pesanan kamu. Aku tahu kamu tidak pernah tinggalkan aku sendirian, karna kamu adalah suara hati aku. Suara hati yang sering aku gelarkankan sebagai dia.

    *****

    Buat hati yang sedang berduka
    Buat jiwa yang sedang kecewa
    Dan juga rapuh
    Menangis saja
    Usah ditahan sama sekali
    Kelak kamu sendiri yang sakit

    Luahkan semuanya pada Tuhan
    Karna Dia Maha Mendengar
    Dia dengar tiap bicara hati kita

    Pulang lah kepada Dia
    Kembali ke arah Dia
    Karna itu juga adalah satu kebahagiaan buat roh

    Aku harap
    Suatu saat nanti kamu akan ketemu bahagia kamu sendiri
    Moga tiap titis air mata hari ini
    Akan diganti dengan senyuman indah

    Sabar ya. Kelak hari bahagia kamu pula tiba.

    [Maka, dengan ini tamat sudah #7harimenulis di blog aku. Moga kak Ivana akan buat seperti ini lagi supaya aku bisa update blog lagi sebab aku sangat jarang update blog. Tak tahu nak update apa haha

    Kepada pembaca, terima kasih karna sudi singgah dan membaca. Tanpa kalian, aku bukan siapa siapa. Moga Tuhan membalas kembali tiap kebaikan kalian.

    So, see you next time. InsyaAllah.]


    Continue Reading

    Hari keenam | December 7, 2017

    Tidak sangka aku masih boleh menulis hingga hari ini. Sedar atau tidak, hari ini hari kedua terakhir. Begitu pantas waktu berlalu.

    Esok saya beri sedikit ucapan buat kak Ivana ya :)

    *****

    Aku yang sekarang ini sangat berbeza dengan aku yang dulu. Kadang aku merasa senang dengan keadaan aku yang sekarang. Kadang dalam diam, aku rindu akan diri aku yang dulu.

    Tapi, diri aku yang dulu sering terpenjara. Takut untuk meluah kata. Takut untuk menulis tentang perasaan. Yang ditulis cuma rasa yang biasa dan terlihat pada luaran. Tidak pernah ditulis tentang sebenar benar rasa.

    Dan rasa yang aku alami sekarang, rasa yang hadir tanpa aku sendiri sedar sejak bila ia menyelinap masuk ke dalam hati aku ini ia membuat aku lebih bebas.

    Bebas dan tidak lagi terpenjara. Aku bisa menulis apa saja yang aku mahu. Aku bisa menulis semahunya tanpa rasa beban dan ragu ragu.

    Ya, kamu menjadi perantara untuk diri aku. Dengan rasa ini juga, aku merasa diri aku makin hidup.

    Andai saja aku bisa beritahu kamu tentang semua ini. Andai saja aku punya keberanian seperti yang lain untuk mengatakan bahwa aku sudah jatuh cinta pada kamu. Andai saja aku bisa jujur dengan kamu, pasti ini semua lebih indah dari kebiasaannya.

    Tetapi...aku terlalu takut untuk menyatakannya kepada kamu karna jiwa aku tidak kuat seperti mereka. Jiwa aku terlalu rapuh seperti daun kering yang berada di jalan.

    Dan untuk menyatakan kepada kamu tentang perasaan aku, aku masih belum bebas daripadanya. Entah kenapa di satu sudut yang lain, aku senang begini.

    Mungkin karna belum tiba masa untuk aku mendekati kamu. [Tunggu la bila datang mood gila aku, aku bagitahu. Harap tak terlambat la, atau aku sememangnya sudah terlambat?]


    Continue Reading

    Hari kelima | December 6, 2017

    Aku masih ingat lagi perbualan kita yang kemarin. Kamu sering beritahu aku bahwa banyak bintang bertaburan di langit malam.

    Tetapi tiap kali aku melihatnya, tidak ada satu pun bintang. Kamu bohong. Yang ada cuma pekat hitam malam dan lampu kapal terbang.

    Dan malam ini, aku lihat ada banyak bintang. Ternyata kamu benar. Maaf karna aku pernah bilang kamu bohong sama aku.

    Aku cuma perlu sedikit kegelapan lagi, baru aku bisa melihatnya.

    Aku tahu kamu sedang perhatikan aku dari jauh. Semenjak kepergian kamu, aku tidak ketemu lagi teman yang bisa menggantikan kehadiran kamu di sisi aku.

    Seperti ada ruang kosong di sebelah aku ini. Hidup aku juga terasa kosong. Ternyata kehadiran kamu banyak memberi impak dalam kehidupan kamu. Jadi bila kamu sudah pergi, aku hilang satu satunya teman yang sentiasa memahami aku.

    Teman yang sentiasa menemani aku melihat langit dan awan. Teman yang sentiasa tulus dan sabar dalam melayan karenah aku.

    Terima kasih kerana hadir dalam hidup aku.
    Terima kasih kerana sudi bersahabat dengan aku.

    Kehilangan kamu dari kehidupan aku ini, sudah aku ikhlaskan. Kamu bisa tenang dan usah khawatir tentang aku ya.

    Dengan kehilangan kamu ini, aku akan buka kisah baru. Kisah yang lebih indah.

    Karna, itu adalah permintaan kamu yang terakhir yang perlu aku tunaikan.
    Continue Reading

    Hari keempat | December 5, 2017

    Hati aku remuk
    Segala kepercayaan aku
    Sudah dirobek sesuka hati kamu

    Segalanya musnah
    Tiada lagi kata percaya
    Yang ada cuma pengkhianatan

    Aku tidak suka
    Aku benci
    Orang yang paling aku percaya
    Khianat aku
    Tikam aku dari belakang

    Aku fikir kamu tulus dengan aku
    Ternyata itu semua lakonan
    Semuanya pura pura

    Mungkin benar
    Kepercayaan aku ke kamu itu sampah
    Tidak membawa makna apa apa

    Tapi aku merasa aneh
    Bagaimana bisa kamu tanya aku baik baik saja atau tidak
    Kamu itu manusia apa sebenarnya?


    Continue Reading

    Hari ketiga | December 4, 2017

    Kemarin aku mimpi akan satu sosok tubuh yang aku ingin sekali bertemu. Iya, aku bermimpi perihal kamu.

    Tapi di dalam mimpi itu, kamu bukan bersama aku. Ada manusia lain di sisi kamu. Aku cuma perhatikan kamu dari jauh.

    Entah kenapa dada dan hati aku merasa sakit. Rasanya bagai dipijak oleh ramai manusia.

    Aku lihat kamu asyik memberi senyum pada dia. Mata kamu asyik memandang wajah dia. Gelak tawa kamu sangat indah aku dengar, tetapi tawamu bukan untuk aku. Tetapi dia.

     Tiba tiba aku merasa benci mendengar suara kamu. Aku benci melihat kamu asyik menatap wajah dia. Aku tidak suka melihat kamu duduk berdua bersama dia.

    Aku benci rasa ini. Rasanya tidak enak. Sakit.

    Apa...ini yang dinamakan cemburu?

    ----

    "Secara jujur, aku lebih cemburu pada senja, karna senja lebih mendapat perhatian kamu."

    ----

    "Kamu bisa cemburu, tetapi jangan melebihi hadnya. Dikawal rasa itu sebaik mungkin karna mungkin disebabkan cemburu kita akan menjadi tidak waras."
    Continue Reading

    Hari kedua | December 3, 2017

    Kisah Tiada Tajuk.
    Since 2012.

    Petang itu aku sendirian. Duduk di kerusi putih sambil perhatikan langit.

    Selalu pada waktu ini kamu sentiasa menemani aku melihat awan dan langit. Duduk disebelah aku tanpa bicara apa pun.

    Kamu sering beritahu aku bahwa awan akan sentiasa menemani aku. Begitu juga dengan diri kamu.

    Tetapi sekarang, kamu tiada lagi di sisi aku. Kamu sudah jauh dan tidak akan kembali lagi.

    Sebelum kehadiran kamu, aku sudah terbiasa sendiri. Bagi aku kesepian itu tidak bermakna apa pun. Tetapi semenjak kehadiran kamu di dalam hidup aku, kamu sudah mengajarkan aku tentang kesepian.

    Aku tidak suka pada rasa itu. Rasanya sakit dan aku benci. Banyak cerita yang mahu aku cerita pada kamu, tapi aku tidak bisa melakukannya lagi.

    Aku tahu masih banyak insan disekeliling aku, tetapi aku masih tetap merasa sunyi. Kehadiran mereka tidak sama seperti kamu.

    "Tengah buat apa tu?" Tegur dia sambil duduk di sebelah aku.

    "Tak ada buat apa. Teringat memori lama."

    "Ingat aku?"

    Aku cuma mengangguk dan tersenyum kecil.

    "Aku tahu kamu cuma mainan imaginasi aku. Usah khawatir tentang aku ya. Aku baik baik saja di sini."

    "Usah merasa sendiri, aku sentiasa ada di sisi kamu."

    "Iya, aku tahu hal itu."

    Dia menepuk perlahan bahu aku dan terus berlalu pergi.

    "Terima kasih karna singgah sebentar." Ujarku perlahan.
    Continue Reading

    Hari pertama | December 2, 2017

    "Saat pertama kali berbual dengan kamu, aku tidak tahu kenapa hati aku rasa berdebar. Rasanya tidak selesa, tetapi entah kenapa aku merasa nyaman.

    Dari aku dan kamu, sudah bertukar menjadi kita. Aku senang dengan rasa ini, ia membuat aku lebih hidup dari aku yang dulu.

    Rasa ini telah membuat aku menulis semula. Setelah sekian lama aku tidak merasa seperti ini. Dengan kehadiran diri kamu dalam kehidupan aku, aku bisa menulis apa saja yang aku mahu tanpa terpenjara lagi.

    Kamu sudah bebaskan aku dari penjara yang aku bina. Kamu adalah perantara yang dikirim Tuhan untuk aku.

    Ingin sekali aku bicara lebih lama bersama kamu, tetapi aku tidak mampu karna kita berada di tempat yang berbeza.

    Tapi tidak mengapa, kita masih di bawah langit yang sama. Saat bersama kamu, aku merasa senang tanpa perlu sembunyikan apa apa.

    Saat mendengar nama kamu dan teringat perbualan bersama kamu, aku pasti akan tersenyum sendiri. Aku tersenyum tanpa memikirkan hal lain. Aku tersenyum dengan lebih tulus berbanding dulu. Aku bisa tersenyum tanpa perlu sembunyikannya.

    Apa ini yang dinamakan cinta? Jika benar cinta, apa aku bisa nyatakan kepada kamu? Jika benar cinta, apa aku bisa melengkapi kamu? Apa aku ini cebisan yang hilang dari diri kamu?

    Tetapi, kamu itu cuma rasa cinta aku dalam senyap dan diam. Aku tidak pernah beritahu pada siapa pun. Yang tahu cuma Tuhan dan semesta.

    Aku sering cerita pada semesta tentang bagaimana kamu membuat aku tersenyum sendiri, aku cerita semuanya tentang kamu.

    Jadi, aku sudah pesan pada semesta untuk menjaga kamu. Aku titipkan kamu dalam jagaan Tuhan.

    Di dalam setiap doa aku, pasti terselit sedikit tentang kamu. Aku merasa senang saat bicara tentang kamu kepada Tuhan. Rasanya bahagia sekali.

    Meski rasa ini cuma aku yang merasainya, ia sudah cukup bagi aku.

    Kamu itu seperti awan dan senja karna kamu jauh dari aku dan kehadiran kamu cuma sebentar.

    Meski jauh dan sebentar, aku akan sentiasa perhatikan kamu dan menanti kehadiran kamu. Walaupun cuma aku sendiri yang melakukannya.

    --

    "Ini yang aku namakan cinta, tiada kata yang mampu aku ucapkan karna ia terasa sangat indah melebihi segalanya. Cinta bukan hanya nafsu semata, tetapi ia adalah tentang kita. Dua makhluk Tuhan yang telah ditulis takdirnya untuk bersama hingga akhir hayat, malah didoakan hingga ke syurga. Saling berjanji untuk terus berada di sisi saat senang mahupun susah."



    Continue Reading

    Assalamualaikum,

    Kulit depan #arkitekjalanan


    Arkitek Jalanan. Teme Abdullah.

    Siapa tidak kenal dengan nama Teme Abdullah. Aku sangat yakin rata rata rakyat Malaysia sudah kenal dengan nama Teme.

    Hasil lukisan yang sangat cantik dan indah dilihat. Untuk melihat lebih lagi tentang lukisan tangannya, boleh ke instagram dia iaitu itsteme .

    Aku kenal Teme since 2013. Itu pun melalui blog, kemudian baru twitter dan instagram. Okey, lamanya follow :')

    Taknak hadiahkan apa apa ke? Aku dah jadi pengikut setia kot haha k gurau je.

    Kalau nak tahu, ada kisah pembikinan Pelukis Jalanan dalam buku Arkitek Jalanan ni. Nanti baca la ye.

    Tiba tiba rasa macam tak tahu nak taip apa. Kejap, nervous kejap. Aku harap Teme tak baca apa yang aku cuba merepek ni.

    Tapi kalau Teme baca,

    Dengan ini, saya Siti Jamilah ingin memohon maaf kalau ada mana mana bagian ayat di dalam ni ada menyakitkan hati atau tersalah informasi.

    Tentang arkitek jalanan, aku suka dia punya cover buku. Jika dibuka, akan terlihat susunan bangunan yang dilukis menggunakan tangan. Lukisan tangan yang bagi aku agak mahal.

    Seperti biasa, di dalamnya ada kata penghargaan, kata penerbit. Ia dimuatkan dengan 22 bab. Tapi tiada bahagian galeri seperti buku pertamanya, Pelukis Jalanan. Kalau tak salah aku, Teme pernah cakap yang sebenarnya banyak yang dia dah padam sebab taknak kasi buku ni mahal.

    I dont know why, but I bet orang tak kisah pun nak beli. Buku ni ada nilai dia yang tersendiri. Ada nilai keikhlasan, pengalaman tu yang mahal sebenarnya.

    Sebenarnya aku dah lama beli buku ni. Tapi aku tak tahu kenapa aku tak baca sampai lah kemarin aku buka dan baca. Guess what, aku rasa menyesal sikit sebab tak baca lepas beli kemarin. But now, aku sangat sarankan dekat kalian untuk baca buku ni. Jangan tangguh.

    Dalam buku ni Teme sudah pun menjadi pelajar tahun akhir. Dicerita tentang pengalaman bagaimana jiwa yang sedang jatuh ingin bangkit semula. Harapan yang hancur karna tidak menepati seperti yang dirancang. Peluang yang seakan tidak ada.

    Aku sangat faham bila masuk part Teme terpijak komputer riba tu, i be like wehh nak menangis boleh tak sebab segala benda penting ada dalam tu dan tak ada backup langsung.

    Sedangkan komputer mati sendiri dan tak sempat save apa yang aku tulis pun aku menangis, inikan pula tugasan penting yang kena hantar beberapa hari lagi. But I know Teme boleh lakukan.

    Teknologi tiada, tak ada masalah. Lukis guna tangan. Buat guna tangan. Jadi, tiada sebab untuk berhenti kan? Teruskan apa yang sudah dimulakan.

    Rupanya ada kisah disebalik pembikinan Pelukis Jalanan. Nak tahu? Bacalah Arkitek Jalanan. Jadi, mana satu buku pertama? adakah Pelukis Jalanan atau Arkitek Jalanan dulu? Tapi biar je lah. Dua dua ada semangat yang tersendiri.

    Aku suka dengan persahabatan Teme dengan Ahmad. Btw, aku suka cara Teme dengan Ahmad nasihat. Rasa macam, boleh tak nak dengar secara live haha Tapi itu adalah mustahil.

    Arkitek Jalanan sedikit sebanyak buka mata aku. Tak semua benda tu susah sebenarnya, tapi tidak juga senang. Cukup dilakukan secara sederhana. Semua nak ikut trend sentapkan orang dan jatuhkan hukum mengikut nafsu. Tapi kenapa nak sentiasa sentapkan orang sedangkan kita boleh bicara dengan lembut? Kenapa nak haramkan sesuatu perkara jika ia tidak dilakukan secara berlebihan?

    Setiap perkara adalah harus pada dasarnya, lakukan secara sederhana. Jangan berlebihan. Benda mudah, tapi sengaja disusahkan.

    Aku suka ayat Ahmad, "God wont punish you for being happy."

    Dan apa yang Ahmad cakap dalam bab 17: Pen, muka surat 267 - 269 ni aku setuju. Kadang orang tu nak berubah, tapi takut. Takut akan berubah menjadi diri orang lain dan bukan diri sendiri.

    Jawapan yang Teme kasi tu... nak tahu ke jawapan Teme? Takyah lah, korang baca sendiri okey. Dari muka surat 269 - 273. Ahmad dan Teme banyak cakap tentang hal yang aku nak cakap selama ni. Terima kasih.

    Btw, tahniah Teme sebab dapat kerja dekat London. Im happy for you haha k Ahmad dapat kerja dekat mana? Ahmad dekat Malaysia kan? Macam mana nak cari Ahmad?

    Nak ucap terima kasih dekat Ahmad sebab .... you know why haha kbye




    Segala perancangan sudah dilakukan sebaik mungkin,
    Tetapi, jika Tuhan cakap ia bukan milik kita,
    Maka ia tidak akan menjadi milik kita,
    Sabar dan yakin
    Bahwa ada sesuatu yang Tuhan ingin beri pada kita.



    Di saat kamu jatuh,
    Akan ada seorang insan yang akan sentiasa memberi kata semangat
    dan mencuba untuk mengangkat kita kembali
    Jika ketemu sahabat seperti itu
    Hargailah dia
    Karna tidak semua punya sahabat seperti itu

    Nilai persahabatan itu mahal
    Keikhlasan dalam bersahabat itu mahal
    Bersahabat kerana Allah itu mahal


    Manuskrip yang dibilang sampah dulu
    Kini sudah ada pembacanya yang tersendiri
    Manuskrip yang dicampak ke dalam tong sampah itu
    Kini sudah memberi inspirasi dan harapan baru untuk manusia lain

    Kadang,
    Tidak semua sampah itu sampah
    Tidak semua yang kita rasa teruk itu teruk

    Kadang,
    Yang kita rasa teruk dan merepek itu la yang orang suka baca
    Aku pun pelik

    Jadi, cuba dulu
    Baru tahu sama ada ia bagus atau tidak

    Aku faham rasa penulisan sendiri tidak bagus, karna aku selalu macam tu bila menulis. Percaya atau tidak, sekarang ni aku berkira sama ada mahu padam entri ini atau tidak, karna aku fikir, "apa yang aku taip ini memberi manfaat?"

    Tapi aku masih tetap mahu menaip hingga habis dan publish.




    Ada certain bab yang buat aku sebak. Tak, aku tak menangis. Aku sendiri tak tahu kenapa, but rasa sebak itu dah macam satu pencapaian untuk aku. Aku paling susah nak menangis dan rasa sebak bila baca buku.

    Tapi aku rasa, kalau korang baca pun korang akan menangis. Baca jangan tak baca okey.



    Sedikit nota akhir untuk entri ini,

    Kepada Teme Abdullah,

    I know you, but I think you dont know me. But its okey haha
    Teruskan jadi Teme Abdullah. Jangan hilang tiba-tiba. Sebelum nak menghilang, kasi nota selamat tinggal dulu.

    Terima kasih untuk buku ini..... okey no.
    Terima kasih kerana sudi berkongsi pengalaman dengan kami.
    Terima kasih kerana tanpa kamu sedar, kamu sudah memberi harapan baru untuk insan lain. Kamu sudah menyuntik semangat untuk insan lain.
    Sebuah harapan dan semangat yang baru untuk meneruskan kehidupan sebagai insan.
    Terima kasih kerana sentiasa memberi kata positive di media sosial.
    Terima kasih karna sudi menjadi perantara.

    Moga Tuhan balas untuk setiap kebaikan Teme.

    Nak taip lebih lebih karang, macam tak layak ja haha okey im done. Apa pun, saya akan sentiasa menyokong Teme dulu kini dan selamanya. Uih ayat hahaha k bawa bertenang, aku ambil dan sokong yang positive je.

    Jadi, apa yang dimaksudkan dengan 'belajar kerana Allah?'

    Aku cadangkan, student perlu baca Pelukis Jalanan dan Arkitek Jalanan ni. Banyak yang akan kamu belajar. Jika kamu rasa ini yang paling susah untuk kamu, ingat ada yang lagi susah dari kamu. Bawa bertenang, segala masalah akan selesai.

    Teruskan usaha dan percaya pada Dia. Jalan penyelesaian pasti ada.

    Apa pun, enjoy the process okey!

    YOURE DOING GREAT TODAY. TAKE A REST.

    Btw, korang boleh beli buku ni kedai buku yang berhampiran, Popular, MPH atau beli terus dekat Iman Publication, tekan link ni --> Arkitek Jalanan

    Bye!
    Continue Reading


    Masih ingat tidak tentang entri aku yang kemarin? Aku ada cerita yang aku lagi sedang menulis satu novel yang tajuknya Puisi Bunga buat Jaka.

    Sekarang aku sedang menulis bab 12. Bila dah lama tak menulis novel ni, lain pula rasa dia. Dulu aku pernah tulis novel, tapi filenya sudah aku padam :')

    Semestinya aku menyesal. Tapi tidak mengapa, aku akan mula kembali. Aku rasa ini kali ke-5 aku cuba membuat novel. Yang empat sebelumnya ternyata gagal untuk aku lanjutkan. Ditinggalkan tidak sampai suku bahagian.

    Doakan novel ni aku berjaya tulis hingga bab akhir. Bahagian akhir yang mungkin akan menjadi pengakhiran yang bahagia atau akan menjadi pengakhiran yang sedih.

    Aku masih berfikir tentang hal itu. Doa saja yaa. Apa lagi ya, hmmm aku tulis novel ini ada sebabnya. Sebabnya adalah karna dia.

    Siapa dia? Aku juga tidak pasti. Tapi karna dia, aku mau novel ini ditulis hingga akhir. Meski ada beberapa ketika aku merasa putus asa karna ada ceritanya sudah merepek dan tidak masuk akal.

    Tapi tidak mengapa, aku akan cuba betulkan dan beri masuk akal kembali.

    Jadi, mau baca tidak? Di bawah ini aku beri sedikit ya, jika mahu di baca lagi, boleh pergi ke wattpad aku. Jangan risau, aku beri linknya kepada kalian di akhir entri ini.

    Selamat membaca ya.

    *****

    Di pagi hening, dia bangun seperti kebiasaannya. Duduk berdua meluah bersama Yang Esa. Hujan renyai mula turun membasahi bumi yang sudah mulai kering. Kedinginan turut menguasai suasana.

    Seusai subuh, terus dia mengeluarkan buku nota hitam dan mula menulis. Pen yang dipegang menari di atas kertas kosong. Bait aksara sudah terlihat dan membentuk menjadi perkataan.

    “Sudah subuh?” tegur teman sebiliknya. Dia hanya mengangguk perlahan.

    “Hari ini kelas kamu jam berapa?” dia berhenti menulis dan memberi fokus kepada temannya.

    “Jam 8 pagi. Kamu?” jawabnya.

    “Sama lah kita. Nanti kita pergi sekali je la.”

    “Boleh saja, Fatina.”

    “Bunga, kamu mahu sarapan? Kalau mahu aku nak buatkan.”

    “Hmmm, boleh juga. Sempat lagi ni.”

    “Okey. Aku buatkan sarapan dulu ya.” Dia hanya mengangguk dan Fatina sudah hilang dari pandangan.

    ‘Mekarnya bunga seperti cintanya hamba kepada Sang Pencipta
    Tiap zikir yang terucap dibibir bagaikan air yang mencambahkan biji benihnya
    Tiap solat yang dilakukan bagai baja yang ditabur pada tanahnya
    Tiap alunan kalam cintaNya bagaikan matahari yang memancar untuk menghidupkannya
    Terus cambahkan cinta kita pada Tuhan
    Sampai kapan pun. Tanpa henti, karna kasih Dia tidak pernah terhenti.’


    Dia tersenyum puas. Pen diletakkan dan buku nota ditutup rapi. Terus dia menyarungkan baju kurung dan menuju ke ruang dapur.

    “Mahu aku bantu apa-apa?” soal Bunga kepada Fatina yang masih asyik menggoreng nasi.

    “Tidak perlu. Semuanya sudah siap. Cuma ambilkan pinggan dan makan.”

    Fatina mula mengaut nasi yang sudah siap digoreng ke dalam mangkuk besar. Aroma planta yang wangi mula menusuk masuk ke dalam rongga hidung Bunga.

    “Sedapnya bau.”

    “Mesti la sedap. Lihat saja siapa yang memasaknya. Chef Fatina.” Fatina sudah mula memuji dirinya sendiri.

    Mereka berdua duduk di meja makan dan Bunga menyedok nasi ke dalam pinggan.

    “Bunga, Tania sudah bangun ke belum?”

    “Sudah rasanya. Lepas tu dia tidur balik.”

    Fatina hanya mengangguk kecil. Mereka mula mengisi perut yang sudah berkeroncong. Jam sudah menunjukkan pukul 07’15. Masih berbaki lagi 30 minit sebelum bertolak menuju ke kolej.

    Pergi awal ke kolej sudah menjadi rutin harian bagi mereka. Biar pelajar yang menunggu gurunya.


    Sambungannya boleh di baca di sini  --> Puisi Bunga buat Jaka

    Di situ, kalian boleh tekan vote dan share yaa. Terima kasih, moga Tuhan membalas setiap kebaikan kalian.

    Adios!
    Continue Reading

    Assalamualaikum, sihat ke tu? Lama betul tak update blog. Aku tak tahu nak update apa sebenarnya.

    Okey, sebetulnya aku malas nak menaip panjang panjang. Ada je yang kasi tajuk, tapi malas nak menaip.

    So, how was your day ? Okey ?

    Hey, keep going. Take a rest. Dont stop. You can do it. Take your time.

    Moga Tuhan gantikan dengan yang lebih baik dan terbaik untuk diri kamu.

    Dengan rendah hati dan diri, aku nak ucapkan Selamat Hari Raya Maaf Zahir dan Batin.

    Mana yang kurang daripada diri aku, The Awan, mana mana karya aku terkurang tu, aku minta maaf ye.

    Kalau rasa karya aku tak best, aku mohon maaf. Boleh baca karya orang lain. Terima kasih sebab sudi baca walaupun tak best hihi

    Moga Tuhan membalas setiap kebaikan daripada korang.



    Aku tahun ni #teamkelabu ,ada yang geng tak ? Hahaha

    Raya baik baik ye. Nanti dah habis raya kita diet sama sama balik.

    Selamat hari raya gais! Senyum sikit ;)

    Raya ke-2 sarung tshirt je

    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me

    Photo Profile
    Jamilah

    Lets have a wonderful journey of life together.

    Follow Me

    • twitter
    • instagram
    • Tiktok

    Blog Archive

    • ►  2025 (1)
      • ►  May (1)
    • ►  2024 (2)
      • ►  June (2)
    • ►  2023 (1)
      • ►  May (1)
    • ►  2021 (1)
      • ►  October (1)
    • ►  2020 (3)
      • ►  March (3)
    • ►  2019 (3)
      • ►  December (1)
      • ►  October (1)
      • ►  August (1)
    • ►  2018 (8)
      • ►  December (1)
      • ►  November (2)
      • ►  April (5)
    • ▼  2017 (11)
      • ▼  December (8)
        • Disember 2017
        • #7harimenulis // Happiness
        • #7harimenulis // Escape
        • #7harimenulis // Loss
        • #7harimenulis | Betrayal
        • #7harimenulis // Jealousy
        • #7harimenulis // Loneliness
        • #7harimenulis // Love
      • ►  November (1)
        • Book // Arkitek Jalanan karya Teme Abdullah
      • ►  October (1)
        • Puisi Bunga buat Jaka | Bab 1
      • ►  June (1)
        • Selamat Hari Raya
    • ►  2016 (2)
      • ►  April (1)
      • ►  January (1)

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top